skip to main |
skip to sidebar
“Apabila
ada sebuah permasalahan yang tidak diketahui di zaman sahabat, maka
kami bertanya kepada Aisyah, dan kami memperoleh ilmu dari beliau”. (Al-Hadits)
***
Ummahatul Mukminin, Aisyah r.a.
Siapa yang tidak mengenal beliau? Beliau adalah istri kesayangan
Rasulullah Saw. Satu hal yang membuatnya menjadi kecintaan Rasulullah
Saw adalah kecerdasan dan keluasan wawasannya.Seperti apakah
kecerdasan beliau yang pada akhirnya menjadikannya sebagai rujukan
berbagai cabang ilmu? Berikut kisah ringkas Aisyah r.a. dan kecerdasan
intelektual yang patut diteladani oleh kita sebagai seorang muslimah.Aisyah lahir pada bulan
Syawal tahun ke-9 sebelum hijrah atau bulan Juli 614 M. Kecerdasan
Aisyah sendiri sudah terlihat sejak kecil, diantaranya:
- Mampu mengingat dengan baik apa yang terjadi pada masa kecilnya, termasuk hadist-hadist yang didengarnya dari Rasulullah Saw
- Mampu memahami, meriwayatkan, menarik kesimpulan serta memberikan penjelasan detail hukum fiqih yang terkandung di dalam hadist.
- Sering menjelaskan hikmah-hikmah dari peristiwa yang dialaminya pada masa kecil
- Mampu mengingat dan memahami rahasia-rahasia hijrah secara terperinci hingga bagian-bagian terkecilnya.
Aisyah r.a ditinggal
wafat oleh Rasulullah saw ketika berusia 18 tahun. Bagi kita apa yang
dapat dilakukan oleh seorang gadis berusia 18 tahun? Tapi beliau telah
menguasai berbagai masalah agama sedemikian luas. Bahkan dikatakan bahwa
segala sabda dan perbuatan Rasulullah saw dapat diingatnya tanpa batas.Hal lain yang sangat
mengagumkan, di kalangan para perawi hadits Aisyah r.a menempati posisi
ke 4 dalam jumlah hadits yang diriwayatkan, yaitu sebanyak 2210 hadits.
Jumlah tersebut mengalahkan jumlah hadits yang diriwayatkan sahabat lain
yang usianya jauh lebih tua dari beliau.
Dalam
meningkatkan tarap keilmuan umat Islam, Aisyah secara nyata mengabdikan
dirinya dengan mendirikan sebuah madrasah (sekolah). Madrasah Aisyah
adalah madrasah ilmu yang paling diminati setelah wafatnya Rasulullah.
Ia mendidik secara langsung setiap orang yang meminta pengajaran darinya
tanpa pandang bulu. Orang-orang yang meminta fatwa hukum dan menanyakan
berbagai persoalan, Aisyah menyimaknya dengan saksama lalu memberikan
jawaban yang sebaik-baiknya yang ia ketahui.Dari
madrasah yang diasuh oleh Aisyah itu, lahir banyak ulama terutama dari
kalangan tabi’in. Terdapat banyak bukti dalam literatur Islam yang
menunjukkan hal itu. Bahkan Qosim, salah satu ahli fiqih terkemuka di
Madinah berkata, “Aisyah
memberikan fatwa secara independent pada masa kekhalifahan Abu Bakar,
Umar, Utsman, dan seterusnya hingga akhir hayatnya. Jadi, meskipun
Aisyah adalah seorang wanita, tapi kapasitas keilmuannya tidak kalah
dari sahabat rasul yang pria.”Berdasarkan sudut pandang agama, syariat, akhlak, kemuliaan, dan
kesucian, Aisyah tidak bisa dibandingkan dengan perempuan terkenal mana
pun pada masa kini dan masa-masa sebelumnya.
Itulah
Aisyah, sosok dengan sifat-sifat paripurna yang telah menghadirkan
teladan ideal bagi ratusan juta kaum perempuan di dunia. Semoga kita
dapat berkaca, serta terus berusaha untuk meneladani kecerdasan serta
kemuliaannya. Aamiin ya Rabbal Alamiin.
0 komentar:
Posting Komentar