Kebersamaan yang tak terlupakan

KANGEN XI IPA 3..

Inilah moment saat memberi kejutan kue untuk ibu Wali kelas  "Ibu Ratna Sriningsih" beliau adalah guru matematika disekolahku MAN SELAT TENGAH . Beliau cantik, baik, ramah, dan beliau baik bangett sampai-sampai waktu kami ada lomba kebersihan kelas, kami harus turun sore untuk membersihkan kelas beliau pun ikut turunn bahkan ikut membantu kami. SubhanAllah..,



 Berkumpul dengan teman-teman yang baik , aktif, saling tolong menolong , asik diajak curhat,, pokoknya gak bisa diungkapkan dehh..
Diantaranya dari pojok kiri ada: Noor Liana, Yulianty, Siti Nur Halimah, Nurul Mutmainah, Armaniah, Monica Asrianti, Ibu Ratna Sriningsih, Eka Rusniati, Risma Fitriyana, Khairunnisa, Muliana, Lailaturrahmi, Desi Hariati, Ririn, Ayu Lestari, Yulia Citra. Dan yang duduk dari pojok kanan ada: Nuur Annisa, Rani Biuty Nurul Fajri ,Irma Melati, dan Fitriani.





Berkumpul dengan Akhii yang super duper ributnya saat dikelas, konyol,, suka ngelawak tp asik sihh hehe
Nama mereka adalah: Dari pojok kiri ada " Muhammad yasin ansari, Rizaini Bayu saputra, Muhammad Riza, Rizky Hidayat, Abdul Majid, Rezky dwi Cahyo, Padlillah, Fathurrahman, dan Muhammad Ihsan.





Inilah moment XI IPA 3 saat kami praktek Renang
 

 

Karena terlalu aktiff inilah aksi boy band kelas kami hehe
Ada Muhammad Riza sebagai Drummer, ada Lutfi Dewanda Nugroho sebagai Vokalis dan ada Rezky Dwi Cahyo sebagai Gitariss..
Grup ini bernama Hancur Band ,, hiks hiks 


Dan terakhirr,, inilah wajah wajah kebanggaan OMEGA FC ..

 

Senandung Perpisahan

Mataku menangis atas – perpisahan,
Bawa saya ke tanah Jihad dan kemudian tawarkan saya sebuah  perpisahan.
Aku ingat Jihad sehingga air mataku tak tertahankan meluap,
Dan mata saya terbangun meskipun – tertahan oleh penghinaan.

Saya suka pertempuran, namun gunung-gunung telah jatuh.
Saya suka tempat pertempuran. Yang akan menghentikan saya.
Saya berbicara kepada jiwaku, menghilangkan jiwa adalah  keinginannya (Subhanallah)
Saya melatihnya untuk mengejar  kematian .

 

Mataku menangis atas – perpisahan


Bawa saya ke tanah Jihad dan kemudian tawarkan  saya sebuah perpisahan.
Aku ingat Jihad sehingga air mataku tak tertahankan meluap,
Dan mata saya terbangun meskipun –  tertahan oleh penghinaan.

Ya Allah  , Tuhan dari semua hamba, Ya ilaahi,
Selamatkanlah aku dari pertemuan kematian ,
Sementara saya masih di atas kasur yang empuk,
Namun saya meminta Engkau Ya Allah , untuk terbunuh di bawah benteng

Mataku menangis atas – perpisahan,
Bawa saya ke tanah Jihad dan kemudian tawarkan saya sebuah perpisahan.
Aku ingat Jihad sehingga air mataku tak tertahankan meluap,
Dan mata saya terbangun meskipun – tertahan oleh penghinaan.

Dan saya yakin bahwa  -

orang-orang akan menulis permintaan saya , seolah permintaan itu berasal dari kegilaan
Semoga Allah mengutuk orang yang abstain (dari Jihad) dan siapa pun yang tidak menjalaninya,
Dan juga setiap yang mengecewakan, para pengkhianat celaka.

Mataku menangis atas – perpisahan,
Bawa saya ke tanah Jihad dan kemudian tawarkan saya sebuah perpisahan.
Aku ingat Jihad sehingga air mataku tak tertahankan meluap,
Dan mata saya terbangun meskipun – tertahan oleh penghinaan.

Untuk setiap cinta selain Allah,
Semuanya fatamorgana, yang berasal  dari kegilaan.
Jadi aku mohonkan permintaan maaf dan permisi!
Sebab aku orang yang mencintai Jihad, maka lepaskanlah  saya.

~ Sheikh Abdullah Azzam

Pahala 1000 bulan

Sepuluh malam terakhir menjadi hal yang luar biasa bila semua orang mengetahui maknanya. Bayangkan, mendapatkan malam lailatul qodar yang fadilahnya lebih baik dari 1.000 bulan,”
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ
Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. [QS. Al-Qodr : 3].

 quranmuslimah

”Seribu bulan itu kan sama dengan 1.000 x 12 bulan, berarti nilai pahalanya sama dengan ibadah selama lebih kurang 83 tahun tanpa henti. Betapa indahnya bila menjadi perempuan yang mendapatkan 1.000 bulan tersebut yaitu keindahan menjelang lebaran”, demikian Aisyah bergumam sendiri sambil tangannya sibuk mengupas bawang. Walaupun peluh mencucuri wajahnya yang tirus, Aisyah pantang untuk mengelap keringatnya karena sadar kalau bau bawang yang sudah melekat di jari-jarinya akan menempel lama di wajahnya. Sebentar lagi anak-anak dan suaminya pulang dari kesibukan masing-masing. Aisyah segera mandi dan bersiap-siap menyambut kepulangan mereka yang merupakan kebahagian tersendiri baginya.
“Oh.. poor Aisyah… kenapa kamu jadi jadul begini sih, kalau soal motong dan iris bawang saja kan bisa beli alatnya, kentang juga sekarang ada alatnya bahkan berbagai macam peralatan untuk memudahkan kamu memasak macam-macam sekarang ini sudah ada alatnya, permudahlah pekerjaanmu, mumpung ada sale besar-besaran di Mayang Plaza, gunakanalah waktumu untuk mencari barang-barang bagus serta baju lebaran buat anak anakmu,” demikian sms Ratna, kawan SMUnya dulu yang sekarang sudah menjadi manajer disebuah perusahaan minyak, yang memberi semangat kepadanya untuk menyegerakan semua kesibukananya di dapur karena Ratna ingin Aisyah di sisa waktu ramadhan yang tinggal 10 hari ini, menemaninya berbelanaja di sebuah plaza yang menjanjikan banyak sale alias diskon besar-besaran.
Godaan sebagai seorang perempuan yang ingin berbelanaja sesekali untuk membeli ini dan itu dalam merayakan lebaran yang tinggal 10 hari lagi ini , dan juga kesibukan lain yang penanganannya harus disiapkan, seperti kue-kue kering, rendang serta bukaan puasa untuk anak-anak serta suaminya yang hanya menginginkan buatan Aisyah sendiri tanpa membeli di luar rumah. Namun dari itu semua yang terpenting adalah keinginan yang tinggi dari Aisyah untuk mengkhatamkan Al Quran berkali-kali seperti yang dilakukan kawan-kawan halaqohnya. Selain itu, motivasi dari suaminya membuat Aisyah menjadi kelabakan dan kewalahan untuk mendahulukan pekerjaan yang mana. Baginya semuanya penting bagi seorang wanita yang pengasih dan sayang keluarga seperti Aisyah.
Betapa inginnya Aisyah mencari baju lebaran buat anak-anak dan suaminya, tidak perlu yang mahal, yang penting manis, pantas dan enak dipakai. Toh hanya setahun sekali dipakainya dan betapa nikmatnya melihat suami dan anak anaknya berebut kolak dan sayur asem buatan Aisyah ketika mereka berbuka puasa dirumah. Selain itu Aisyah sangat ingin memasak rendang sendiri dengan bumbu yang tidak pedas serta kue-kue kering yang lucu untuk anak-anaknya. Aisyah juga ingin sekali melihat mata anak-anaknya berkedip-kedip menikmati gula salju yang meleleh didalam mulut bersama kue putih salju buatananya yang tidak dapat ditandingi oleh kue buatan toko sekalipun. Namun hentakan semangat untuk mengkhatamkan dan mentadabur Al Quran di penghujung ramadhan membuat Aisyah merasa harus memilih mana yang nyaman bagi dirinya dan keluarganya.
Semua itu kembali kepada Aisyah, karena semuanya adalah ibadah. Namun bila Aisyah tahu bahwa Imam Syafe’i sampai menghentikan majelis ilmunya hanya khusus mengkhatamkan Al Quran saja ketika ramadhan tiba dan bagaimana para sahabat ada yang menghabiskan bacaan Al Quran dalam waktu 3 hari saja serta ada juga yang 7 hari dan seterusnya, maka betapa Aisyah sebaiknya mengkhususkan dirinya kepada bacaan Al Qurannya saja. Toh baju lebaran bisa dibeli dimana saja, rasanya pun hanya sekilas saja karena anak-anak tak begitu memperhatikan baju yang dipakai walaupun berbeda dengan sehari hari, mereka akan gunakan juga asalkan warnanya sesuai dengan jiwa kekana-kanakannya Insya ALLah mereka mau pakai. Bagi suami dan Aisyah sendiri, kan sudah dewasa jadi tidak perlu baju baru, cukup gunakan baju yang bersih dan spesial serta gunakan pengharum molto saja atau sesekali boleh bawa baju terbaik ke laundry agar nyaman dan enak dipakai. Maka hal ini akan terasa beda, juga untuk kue-kue kering, buatlah dari sebelum ramadhan, kan bisa disimpan lebih dari sebulan asal tahu cara membuatnya dan soal rendang buat penganan lebaran, dunia ini tak selalu indah, dan langit tak selalu cerah, tidaklah semua yang kita inginkan ideal di muka bumi ini harus kita lakukan dan kita dapatkan.
Poor, Aisyah (kasihan aisyah..), ayo.. bersegeralah.., ramadhan tinggal 10 hari lagi, gunakanlah waktu ini untuk mendekatkan diri kepada Al Quran, mari kita tingkatksn ibadah sekhusyu mungkin agar mendapat malam yang lebih baik dari 1.000 bulan…” akhirnya bisikan hati nurani Aisyah memenangkan segalanya.” sssttt.. kembali kepada Al-Qur’an…”

Pendapat tentang wajibnya Sholat



 Meninggalkan Shalat Termasuk Dosa Besar yang Lebih Besar dari Dosa Besar Lainnya

Ibnu Qayyim Al Jauziyah –rahimahullah- mengatakan, "Kaum muslimin bersepakat bahwa meninggalkan shalat lima waktu dengan sengaja adalah dosa besar yang paling besar dan dosanya lebih besar dari dosa membunuh, merampas harta orang lain, berzina, mencuri, dan minum minuman keras. Orang yang meninggalkannya akan mendapat hukuman dan kemurkaan Allah serta mendapatkan kehinaan di dunia dan akhirat." (Ash Sholah, hal. 7)
Dinukil oleh Adz Dzahabi dalam Al Kaba'ir, Ibnu Hazm –rahimahullah- berkata, "Tidak ada dosa setelah kejelekan yang paling besar daripada dosa meninggalkan shalat hingga keluar waktunya dan membunuh seorang mukmin tanpa alasan yang bisa dibenarkan." (Al Kaba'ir, hal. 25)
Adz Dzahabi –rahimahullah- juga mengatakan, "Orang yang mengakhirkan shalat hingga keluar waktunya termasuk pelaku dosa besar. Dan yang meninggalkan shalat secara keseluruhan -yaitu satu shalat saja- dianggap seperti orang yang berzina dan mencuri. Karena meninggalkan shalat atau luput darinya termasuk dosa besar. Oleh karena itu, orang yang meninggalkannya sampai berkali-kali termasuk pelaku dosa besar sampai dia bertaubat. Sesungguhnya orang yang meninggalkan shalat termasuk orang yang merugi, celaka dan termasuk orang mujrim (yang berbuat dosa)." (Al Kaba'ir, hal. 26-27)
Apakah Orang yang Meninggalkan Shalat Kafir Alias Bukan Muslim?
Dalam point sebelumnya telah dijelaskan, para ulama bersepakat bahwa meninggalkan shalat termasuk dosa besar bahkan lebih besar dari dosa berzina dan mencuri. Mereka tidak berselisih pendapat dalam masalah ini. Namun, yang menjadi masalah selanjutnya, apakah orang yang meninggalkan shalat masih muslim ataukah telah kafir?
Asy Syaukani -rahimahullah- mengatakan bahwa tidak ada beda pendapat di antara kaum muslimin tentang kafirnya orang yang meninggalkan shalat karena mengingkari kewajibannya. Namun apabila meninggalkan shalat karena malas dan tetap meyakini shalat lima waktu itu wajib -sebagaimana kondisi sebagian besar kaum muslimin saat ini-, maka dalam hal ini ada perbedaan pendapat (Lihat Nailul Author, 1/369).
Mengenai meninggalkan shalat karena malas-malasan dan tetap meyakini shalat itu wajib, ada tiga pendapat di antara para ulama mengenai hal ini.
Pendapat pertama mengatakan bahwa orang yang meninggalkan shalat harus dibunuh karena dianggap telah murtad (keluar dari Islam). Pendapat ini adalah pendapat Imam Ahmad, Sa'id bin Jubair, 'Amir Asy Sya'bi, Ibrohim An Nakho'i, Abu 'Amr, Al Auza'i, Ayyub As Sakhtiyani, 'Abdullah bin Al Mubarrok, Ishaq bin Rohuwyah, 'Abdul Malik bin Habib (ulama Malikiyyah), pendapat sebagian ulama Syafi'iyah, pendapat Imam Syafi'i (sebagaimana dikatakan oleh Ath Thohawiy), pendapat Umar bin Al Khothob (sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Hazm), Mu'adz bin Jabal, 'Abdurrahman bin 'Auf, Abu Hurairah, dan sahabat lainnya.
Pendapat kedua mengatakan bahwa orang yang meninggalkan shalat dibunuh dengan hukuman had, namun tidak dihukumi kafir. Inilah pendapat Malik, Syafi'i, dan salah salah satu pendapat Imam Ahmad.
Pendapat ketiga mengatakan bahwa orang yang meninggalkan shalat karena malas-malasan adalah fasiq (telah berbuat dosa besar) dan dia harus dipenjara sampai dia mau menunaikan shalat. Inilah pendapat Hanafiyyah. (Al Mawsu'ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, 22/186-187)
Jadi, intinya ada perbedaan pendapat dalam masalah ini di antara para ulama termasuk pula ulama madzhab. Bagaimana hukum meninggalkan shalat menurut Al Qur'an dan As Sunnah? Silakan simak pembahasan selanjutnya.
Pembicaraan Orang yang Meninggalkan Shalat dalam Al Qur'an
Banyak ayat yang membicarakan hal ini dalam Al Qur'an, namun yang kami bawakan adalah dua ayat saja.
Allah Ta'ala berfirman,
َخَلَفَ مِنْ بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا إِلَّا مَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا
"Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui al ghoyya, kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh." (QS. Maryam [19] : 59-60)
Ibnu Mas'ud radhiyallahu 'anhuma mengatakan bahwa 'ghoyya' dalam ayat tersebut adalah sungai di Jahannam yang makanannya sangat menjijikkan, yang tempatnya sangat dalam. (Ash Sholah, hal. 31)
Dalam ayat ini, Allah menjadikan tempat ini –yaitu sungai di Jahannam- sebagai tempat bagi orang yang menyiakan shalat dan mengikuti syahwat (hawa nafsu). Seandainya orang yang meninggalkan shalat adalah orang yang hanya bermaksiat biasa, tentu dia akan berada di neraka paling atas, sebagaimana tempat orang muslim yang berdosa. Tempat ini (ghoyya) yang merupakan bagian neraka paling bawah, bukanlah tempat orang muslim, namun tempat orang-orang kafir.
Pada ayat selanjutnya juga, Allah telah mengatakan,
إِلَّا مَنْ تَابَ وَآَمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا
"kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal saleh". Maka seandainya orang yang menyiakan shalat adalah mu'min, tentu dia tidak dimintai taubat untuk beriman.
Dalam ayat yang lain, Allah Ta'ala berfirman,
َإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآَتَوُا الزَّكَاةَ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ
"Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama." (QS. At Taubah [9] : 11). Dalam ayat ini, Allah Ta'ala mengaitkan persaudaraan seiman dengan mengerjakan shalat. Berarti jika shalat tidak dikerjakan, bukanlah saudara seiman. Konsekuensinya orang yang meninggalkan shalat bukanlah mukmin karena orang mukmin itu bersaudara sebagaimana Allah Ta'ala berfirman,
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
"Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara." (QS. Al Hujurat [49] : 10)
Pembicaraan Orang yang Meninggalkan Shalat dalam Hadits
Terdapat beberapa hadits yang membicarakan masalah ini.
Dari Jabir bin 'Abdillah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ وَالْكُفْرِ تَرْكُ الصَّلاَةِ
"(Pembatas) antara seorang muslim dan kesyirikan serta kekafiran adalah meninggalkan shalat." (HR. Muslim no. 257).
Dari Tsauban radhiyallahu 'anhu -bekas budak Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam-, beliau mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
بَيْنَ العَبْدِ وَبَيْنَ الكُفْرِ وَالإِيْمَانِ الصَّلَاةُ فَإِذَا تَرَكَهَا فَقَدْ أَشْرَكَ
"Pemisah antara seorang hamba dengan kekufuran dan keimanan adalah shalat. Apabila dia meninggalkannya, maka dia melakukan kesyirikan." (HR. Ath Thobariy dengan sanad shohih. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini shohih. Lihat Shohih At Targib wa At Tarhib no. 566).
Diriwayatkan dari Mu'adz bin Jabal, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلاَمُ وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ
"Inti (pokok) segala perkara adalah Islam dan tiangnya (penopangnya) adalah shalat." (HR. Tirmidzi no. 2825. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho'if Sunan At Tirmidzi). Dalam hadits ini, dikatakan bahwa shalat dalam agama Islam ini adalah seperti penopang (tiang) yang menegakkan kemah. Kemah tersebut bisa roboh (ambruk) dengan patahnya tiangnya. Begitu juga dengan Islam, bisa ambruk dengan hilangnya shalat.
Para Sahabat Berijma' (Bersepakat), Meninggalkan Shalat adalah Kafir
Umar mengatakan,
لاَ إِسْلاَمَ لِمَنْ تَرَكَ الصَّلاَةَ
"Tidaklah disebut muslim bagi orang yang meninggalkan shalat."
Dari jalan yang lain, Umar berkata,
ولاَحَظَّ فِي الاِسْلاَمِ لِمَنْ تَرَكَ الصَّلاَةَ
"Tidak ada bagian dalam Islam bagi orang yang meninggalkan shalat." (Dikeluarkan oleh Malik. Begitu juga diriwayatkan oleh Sa'ad di Ath Thobaqot, Ibnu Abi Syaibah dalam Al Iman. Diriwayatkan pula oleh Ad Daruquthniy dalam sunannya, juga Ibnu 'Asakir. Hadits ini shohih, sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Al Albani dalam Irwa'ul Gholil no. 209). Saat Umar mengatakan perkataan di atas tatkala menjelang sakratul maut, tidak ada satu orang sahabat pun yang mengingkarinya. Oleh karena itu, hukum bahwa meninggalkan shalat adalah kafir termasuk ijma' (kesepakatan) sahabat sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnul Qoyyim dalam kitab Ash Sholah.
Mayoritas sahabat Nabi menganggap bahwa orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja adalah kafir sebagaimana dikatakan oleh seorang tabi'in, Abdullah bin Syaqiq. Beliau mengatakan,
كَانَ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ -صلى الله عليه وسلم- لاَ يَرَوْنَ شَيْئًا مِنَ الأَعْمَالِ تَرْكُهُ كُفْرٌ غَيْرَ الصَّلاَةِ
"Dulu para shahabat Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam tidaklah pernah menganggap suatu amal yang apabila ditinggalkan menyebabkan kafir kecuali shalat." Perkataan ini diriwayatkan oleh At Tirmidzi dari Abdullah bin Syaqiq Al 'Aqliy seorang tabi'in dan Hakim mengatakan bahwa hadits ini bersambung dengan menyebut Abu Hurairah di dalamnya. Dan sanad (periwayat) hadits ini adalah shohih. (Lihat Ats Tsamar Al Mustathob fi Fiqhis Sunnah wal Kitab, hal. 52)
Dari pembahasan terakhir ini terlihat bahwasanya Al Qur'an, hadits dan perkataan sahabat bahkan ini adalah ijma’ (kesepakatan) mereka menyatakan bahwa orang yang meninggalkan shalat dengan sengaja adalah kafir (keluar dari Islam). Itulah pendapat yang terkuat dari pendapat para ulama yang ada.
Ibnul Qayyim mengatakan, "Tidakkah seseorang itu malu dengan mengingkari pendapat bahwa orang yang meninggalkan shalat adalah kafir, padahal hal ini telah dipersaksikan oleh Al Kitab (Al Qur'an), As Sunnah dan kesepakatan sahabat. Wallahul Muwaffiq (Hanya Allah-lah yang dapat memberi taufik)." (Ash Sholah, hal. 56)
Berbagai Kasus Orang yang Meninggalkan Shalat
[Kasus Pertama] Kasus ini adalah meninggalkan shalat dengan mengingkari kewajibannya sebagaimana mungkin perkataan sebagian orang, 'Sholat oleh, ora sholat oleh.' [Kalau mau shalat boleh-boleh saja, tidak shalat juga tidak apa-apa]. Jika hal ini dilakukan dalam rangka mengingkari hukum wajibnya shalat, orang semacam ini dihukumi kafir tanpa ada perselisihan di antara para ulama.
[Kasus Kedua] Kasus kali ini adalah meninggalkan shalat dengan menganggap gampang dan tidak pernah melaksanakannya. Bahkan ketika diajak untuk melaksanakannya, malah enggan. Maka orang semacam ini berlaku hadits-hadits Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang menunjukkan kafirnya orang yang meninggalkan shalat. Inilah pendapat Imam Ahmad, Ishaq, mayoritas ulama salaf dari shahabat dan tabi'in.
[Kasus Ketiga] Kasus ini yang sering dilakukan kaum Muslimin yaitu tidak rutin dalam melaksanakan shalat yaitu kadang shalat dan kadang tidak. Maka dia masih dihukumi Muslim secara zhohir (yang nampak pada dirinya) dan tidak kafir. Inilah pendapat Ishaq bin Rohuwyah yaitu hendaklah bersikap lemah lembut terhadap orang semacam ini hingga dia kembali ke jalan yang benar. Wal 'ibroh bilkhotimah [Hukuman baginya dilihat dari keadaan akhir hidupnya].
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan, "Jika seorang hamba melakukan sebagian perintah dan meninggalkan sebagian, maka baginya keimanan sesuai dengan perintah yang dilakukannya. Iman itu bertambah dan berkurang. Dan bisa jadi pada seorang hamba ada iman dan nifak sekaligus. … Sesungguhnya sebagian besar manusia bahkan mayoritasnya di banyak negeri, tidaklah selalu menjaga shalat lima waktu. Dan mereka tidak meninggalkan secara total. Mereka terkadang shalat dan terkadang meninggalkannya. Orang-orang semacam ini ada pada diri mereka iman dan nifak sekaligus. Berlaku bagi mereka hukum Islam secara zhohir seperti pada masalah warisan dan semacamnya. Hukum ini (warisan) bisa berlaku bagi orang munafik tulen. Maka lebih pantas lagi berlaku bagi orang yang kadang shalat dan kadang tidak." (Majmu' Al Fatawa, 7/617)
[Kasus Keempat] Kasus ini adalah bagi orang yang meninggalkan shalat dan tidak mengetahui bahwa meninggalkan shalat membuat orang kafir. Maka hukum bagi orang semacam ini adalah sebagaimana orang jahil (bodoh). Orang ini tidaklah dikafirkan disebabkan adanya kejahilan pada dirinya yang dinilai sebagai faktor penghalang untuk mendapatkan hukuman.
[Kasus Kelima] Kasus ini adalah untuk orang yang mengerjakan shalat hingga keluar waktunya. Dia selalu rutin dalam melaksanakannya, namun sering mengerjakan di luar waktunya. Maka orang semacam ini tidaklah kafir, namun dia berdosa dan perbuatan ini sangat tercela sebagaimana Allah berfirman,
وَيْلٌ لِلْمُصَلِّينَ (4) الَّذِينَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ (5)
"Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya." (QS. Al Maa'un [107] : 4-5) (Lihat Al Manhajus Salafi 'inda Syaikh Nashiruddin Al Albani, 189-190)
Penutup
Sudah sepatutnya kita menjaga shalat lima waktu. Barangsiapa yang selalu menjaganya, berarti telah menjaga agamanya. Barangsiapa yang sering menyia-nyiakannya, maka untuk amalan lainnya akan lebih disia-siakan lagi.
Amirul Mukminin, Umar bin Al Khoththob –radhiyallahu 'anhu- mengatakan, "Sesungguhnya di antara perkara terpenting bagi kalian adalah shalat. Barangsiapa menjaga shalat, berarti dia telah menjaga agama. Barangsiapa yang menyia-nyiakannya, maka untuk amalan lainnya akan lebih disia-siakan lagi. Tidak ada bagian dalam Islam, bagi orang yang meninggalkan shalat."
Imam Ahmad –rahimahullah- juga mengatakan perkataan yang serupa, "Setiap orang yang meremehkan perkara shalat, berarti telah meremehkan agama. Seseorang memiliki bagian dalam Islam sebanding dengan penjagaannya terhadap shalat lima waktu. Seseorang yang dikatakan semangat dalam Islam adalah orang yang betul-betul memperhatikan shalat lima waktu. Kenalilah dirimu, wahai hamba Allah. Waspadalah! Janganlah engkau menemui Allah, sedangkan engkau tidak memiliki bagian dalam Islam. Kadar Islam dalam hatimu, sesuai dengan kadar shalat dalam hatimu." (Lihat Ash Sholah, hal. 12)
Oleh karena itu, seseorang bukanlah hanya meyakini (membenarkan) bahwa shalat lima waktu itu wajib. Namun haruslah disertai dengan melaksanakannya (inqiyad). Karena iman bukanlah hanya dengan tashdiq (membenarkan), namun harus pula disertai dengan inqiyad (melaksanakannya dengan anggota badan).
Ibnul Qoyyim mengatakan, "Iman adalah dengan membenarkan (tashdiq). Namun bukan hanya sekedar membenarkan (meyakini) saja, tanpa melaksanakannya (inqiyad). Kalau iman hanyalah membenarkan (tashdiq) saja, tentu iblis, Fir'aun dan kaumnya, kaum sholeh, dan orang Yahudi yang membenarkan bahwa Muhammad adalah utusan Allah (mereka meyakini hal ini sebagaimana mereka mengenal anak-anak mereka), tentu mereka semua akan disebut orang yang beriman (mu'min-mushoddiq)."
Al Hasan mengatakan, "Iman bukanlah hanya dengan angan-angan (tanpa ada amalan). Namun iman adalah sesuatu yang menancap dalam hati dan dibenarkan dengan amal perbuatan." (Lihat Ash Sholah, 35-36)
Semoga tulisan yang singkat ini bermanfaat bagi kaum muslimin. Semoga kita dapat mengingatkan kerabat, saudara dan sahabat kita mengenai bahaya meninggalkan shalat lima waktu. Alhamdulillahilladzi bi ni'matihi tatimmush sholihaat, wa shallallahu 'ala nabiyyina Muhammad wa 'ala alihi wa shohbihi wa sallam. [Muhammad Abduh Tuasikal]

Presentasi Materi Hortatory



Hortatory Exposition Text

A. Pengertian Hortatory Exposition Text
                Disebutkan dalam Concise Oxford Dictionary, Hortatory termasuk kata sifat (adjective) bermakna "tending or aiming to exhort" ("cenderung atau bertujuan mendorong / mendesak orang lain untuk melakukan sesuatu"). Sedangkan Exposition  bermakna "a comprehensive description and explanation of a theory" ("Penjelasan dan penjabaran sebuah teori secara komprehensif").
Jadi secara bahasa, jika disimpulkan, hortatory exposition adalah teks yang menjelaskan sebuah teori/masalah secara komprehensif dengan tujuan mendorong orang lain melakukan / tidak melakukan sesuatu.

Seperti halnya Analytical Exposition, Hortatory Exposition adalah jenis teks bahasa Inggris yang tergolong ke dalam kelas Argumentation. Hortatory Exposition adalah sebuah jenis teks bahasa Inggris yang mana menghadirkan usaha penulis memengaruhi pembaca untuk melakukan sesuatu atau bertindak dalam hal tertentu. Dalam Hortatory Exposition, penulis mencantumkan beberapa pendapat mengenai hal tertentu untuk memperkuat ide pokok  dari teks tersebut.
            Berbeda dengan Analytical Exposition, Hortatory Exposition menghadirkan Recommendation sebagai paragraf penutup dari sebuah Hortatory Exposition Text. Dalam Recommendation ini, penulis berusaha mengajak dan membujuk pembaca untuk melakukan sesuatu. Hal ini jauh berbeda dengan Analytical Exposition yang mana menempatkan Reiteration atau penulisan kembali ide pokok sebuah teks sebagai penutup tanpa adanya ajakan atau bujuakan kepada pembaca.
B. Tujuan Komunikatif Hortatory Exposition Text
                Berbeda dengan Analytical Exposition Text yang tujuan komunikatifnya memaparkan dan memengaruhi pembaca bahwa kejadian yang di ceritakan itu penting, pada Hortatory Expostion Text tujuan kommunikatifnya adalah memaparkan dan memengaruhi pembaca bahwa seharusnya demikian dan seharusnya tidak demikian.
C. Struktur Kebahasaan Hortatory Exposition  Text
Ada tiga bagian dari struktur atau pola kalimat dalam Hortatory Exposition Text, yaitu:
            1. Thesis / General Statement
                Thesis berisi tentang pengenalan ide pokok penulis tentang suatu gejala atau kejadian yang akan diangkat atau dibahas. Sebagai contoh kita akan membahas mengenai bahaya rokok, thesis statement yang bisa kita gunakan misalnya :
“Rokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, dan impotensi”.
                2. Arguments
            Arguments berisi tentang pendapat-pendapat yang mendukung ide pokok penulis. Semakin banyak pendapat yang penulis tuliskan, semakin menarik sebuah Hortatory Exposition Text itu, karena pembaca cenderung percaya terhadap suatu peristiwa jika terdapat banyak pendapat yang mendukung di dalamnya. Mengacu pada contoh thesis statement tentang rokok di atas, kita bisa membuat arguments pendukung dengan lebih detail.
Arguments biasanya untuk mendukung tentang tesis. Oleh karena itu diperlukan beberapa persyaratan. dijelaskan sebagai berikut;
  Sebuah paragraf baru digunakan untuk setiap argumen
  Setiap paragraf baru dimulai dengan kalimat topik
  Setelah kalimat topik terdapat rincian untuk mendukung argumen
  Kata emotif yang digunakan untuk membujuk pembaca menjadi percaya penulis..
misalnya :
Argument 1 :
            Saya mengira serangan jantung yang dialami direktur PT. LaptopButut, Pak “XXX”, disebabkan karena intensitas merokok lebih banyak dari pada minum air putih.(Terus kembangkan paragraf ini lebih dalam)
Argument 2 :
            Telah banyak dibuktikan bahwa rokok hampir menjadi sebab utama penyakit kanker. (Terus kembangkan paragraf ini)
            3. Recommendation
Recommendation berisi tentang rekomendasi atau ajakan penulis terhadap pembaca. Jika membahas tentang bahaya rokok, sobat pasti tahu dong apa yang harus disarankan?
D. Ciri Kebahasaan Hortatory Exposition Text
Di bawah ini adalah ciri kebahasaan yang terdapat pada Hortatory Exposition Text, yaitu:
            =>  Menggunakan simple present tense
=>  Menggunakan Action verbs: value, dll.
            =>  Menggunakan temporal conectives; firstly, secondly, thirdly, etc.
            =>  Menggunakan evalu ative words; importanly, valuablly, trustworthly, etc.
Penjelasan dan Contoh Hortatory Exposition Text | www.belajarbahasainggris.us
E. Contoh Hortatory Exposition Text
            Di bawah ini, penulis sertakan contoh HortatoryEexposition Text beserta terjemahannya untuk memahami penjelasan di atas.
Corruption
Thesis
            Do you know what the meaning of corruption is? What is the relation between money and corruption? Well, corruption is common everywhere in the world, even in the United States. It’s just a matter of intensity. However, it is quite shocking when one reliable survey claims Jakarta as the most corrupt place in Indonesia.
            (Apa kamu tahu arti dari korupsi? Apa hubungannya uang dengan korupsi? Baiklah, korupsi merupakan hal yang umum di dunia, bahkan di Amerika. Hanya merupakan masalah intensitas. Tetapi, sangat mengejutkan ketika salah satu survey menyatakan bahwa Jakarta merupakan tempat yang paling banyak melakukan korupsi di Indonesia)
Argument 1
            The survey has made me sad, actually, because I stay and earn a living here in the capital. As most people know, Tanjung Priok port smuggling is not a new thing at all. Entrepreneurs who want to minimize their tax payments tend to do such a thing more often. They even bribe the officials.
            (Survei tersebut membuat saya sedih sebenarnya, karena saya tinggal dan hidup di sini di ibu kota. Seperti yang semua tahu, penyeludupan di pelabuhan Tanjung Priok bukan merupakan barang baru lagi. Para pengusaha yang ingin mengurangi pajak perdagangan mereka melakukan hal seperti itu sering kali. Mereka bahkan menyogok pihak berwenang.)
Argument 2 
            Well, I think the measures taken so far to overcome the problem by punishing the corruptors is still not far enough. We have to prevent the younger generations from getting a bad mentality caused by corruption.

            (Baiklah, saya pikir ukuran yang diambil sejauh ini untuk mengatasi masalah tersebut dengan menghukum para koruptor masih jauh dari kata cukup. Kita harus mencegah para generasi muda dari sikap buruk yang disebabkan oleh korupsi.)
Recommendation
            I believe we should start at the earliest stages in school and I think everyone should be involved in the effort to eradicate corruption. We must not make any distinction.
Indonesian People Should Value All the Different Culture to Promote Unity of the Nation
            Indonesia is a culturally-diverse country. Many different religions and cultures from many provinces are now seen living side by side in many places. One of the biggest questions facing Indonesian today is how to deal with a culturally diverse citizenry and then promote unity.
            Therefore, Indonesians should appreciate differences among culture for the following reasons. Firstly, Indonesia is vulnerable to separation for its archipelago and culture diversity. Raising tolerance among people is the best way to maintain the unity among differences. Many ways or cultures of living are equally legal, even if they are not regarded as normal by some people. If a society claims to be tolerant of personal choice, then it must respect the personal choice to retain their heritage. Then, unity of the nation can be preserved.
            Secondly, Indonesians must recognize that every culture has different customs and beliefs. Thus, people are forbidden to make judgments of comparative value, for it is measuring something unmeasured. A plurality of nations, especially in the modern era, can allow for cultural development and cultural exchange that benefits both parties. The cross-cultural understanding among cultures makes the world a better place and preserves the unity of the nation.
            Lastly, raising nationalism is one way to preserve unity of the nation. It is a sense of fellow feeling between group members. This promotes cooperation and social cohesion within the group. The sense of social cooperation makes welfare, social security and medical programs much more likely and stronger.
            Cultural differences are sometime a sensitive matter for people. Indonesian people must teach younger generation about the importance of the cultural identity and nationalism to promote unity of the nation.
Contoh lain :
Check this out !!!
1. More Dust Bins is Cleaner (Lebih Debu Bins adalah Cleaner)
2. Online Job (Kerja Online)
3. The Importance Of Reading (Pentingnya Membaca)
4. Watch Your Kids While Watching TV (Perhatikan Anak Anda Sementara Menonton TV)
5. Where Should You Be After High School? (Dimana Anda Harus Setelah SMA?)
            Dari ke-5 contoh Hortatoy Exposition Text di atas penulis akan mencoba untuk memberikan masing-masing terjemahannya. Agar nantinya ke-5 contoh Hortatory Exposition tersebut dapat lebih berguna dan mudah di pahami oleh teman-teman sekalian. Terima kasih. Semoga bermanfaat.

Sahabat



 SAHABAT SEJATI



Sahabat yang baik.adalah sahabat yang cepat mengetahui kita dalam kesulitan dan tidak hanya dalam kesenangan.
Persahabatan yang akan terus utuh dan kokoh itu apabila kita memulainya dengan saling kepercayaan dan keterbukaan..
Dengan adanya keduanya insyaAllah tak ada perselisihan.kebersaamaan itu indah, jangan buat suatu kesalahan yang akan membuat ikatan persahabatan putus.
 Jangan segan atau malu atau menundanunda,  ketika kau ingin memeluknya, sayangilah ia selagi ia masih bersamamu.

Sahabat adalah kebutuhan jiwa, yang mesti terpenuhi.Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau panen dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Karena kau menghampirinya saat hati lapa dan mencarinya saat jiwa butuh kedamaian.
Dan bilamana ia diam, hatimu tiada ‘kan henti mencoba merangkum bahasa hatinya;
karena tanpa ungkapan kata,
dalam rangkuman persahabatan, segala pikiran, hasrat, dan keinginan terlahirkan bersama dengan sukacita yang utuh, pun tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat  janganlah berduka cita,karena yang paling kaukasihi dalam dirinya,mungkin lebih cemerlang dalam ketiadaannya.
Bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki,nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.
Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya ruh kejiwaan.
Karena kasih yang masih menyisakan pamrih,
di luar jangkauan misterinya, bukanlah kasih, tetapi sebuah jala yang ditebarkan:
hanya menangkap yang tiada diharapkan.
Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu,
biarlah dia mengenal pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu hingga kau senantiasa mencarinya,
untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Karena dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria berbagi kebahagiaan.
Karena dalam titik-titik kecil embun pagi, hati manusia menemukan fajar jati dan gairah segar kehidupan.